VARIETAS
Varietas gamelan dibedakan dengan koleksi instrumen dan penggunaan suara, tempelan, repertoar, gaya, dan konteks budaya. Secara umum, tidak ada dua ansambel gamelan yang sama, dan yang muncul di pengadilan bergengsi sering dianggap memiliki gaya dan tuning masing-masing. Gaya tertentu juga dapat dibagi oleh ansambel terdekat, yang mengarah ke gaya regional.
Varietas umumnya dikelompokkan secara geografis, dengan pembagian utama antara gaya yang disukai masyarakat Bali, Jawa, dan Sunda. Orang Madura juga memiliki gaya gamelan mereka sendiri, meski tidak lagi digunakan, dan orkestra terakhir disimpan di istana Sumenep. [12] Salah satu gaya gamelan Sunda yang penting adalah Gamelan Degung, yang menggunakan seperangkat alat gamelan dengan mode pelog tertentu. Gamelan Bali sering dikaitkan dengan kehebatan dan cepatnya perubahan tempo dan dinamika gamelan gong kebyar, gaya yang paling terkenal. Gaya populer Bali lainnya termasuk Kecak, tarian teater dan bentuk musik yang juga dikenal dengan "monyet bernyanyi." Gamelan Jawa, yang sebagian besar didominasi oleh istana penguasa Jawa Tengah abad ke-19, masing-masing dengan gayanya sendiri, dikenal dengan kualitas yang lebih lambat dan lebih meditatif daripada musik gamelan di Bali. Gamelan Jawa bisa terbuat dari besi atau kuningan; Alat yang terbuat dari perunggu dipalsukan dianggap kualitas terbaik.
Di luar inti utama di Jawa dan Bali, gamelan telah menyebar melalui migrasi dan ketertarikan budaya, gaya baru terkadang juga dihasilkan. Gamelan Melayu berasal dari tradisi Jawa melalui Riau-Lingga yang kemudian membentuk identitas tersendiri, dengan menggunakan lebih sedikit instrumen yang disetel dalam slendro yang hampir merata, dan sering menggunakan huruf B atau C sebagai dasar penyetelan. Emigran Jawa ke Suriname memainkan gamelan dengan gaya yang hampir sama dengan yang ditemukan di desa-desa Jawa Tengah. Gamelan juga terkait dengan ensambel kulintang Filipina. Berbagai gamelan TA dapat ditemukan di lebih dari 25 negara di luar Indonesia, menyajikan repertoar tradisional dan eksperimental.
Dalam perbedaan budaya Jawa lisan dibuat antara gamelan gamelan standar lengkap dan lengkap, tidak lengkap, kuno dan modern, dan besar. Berbagai ansambel kuno dibedakan dengan kombinasi unik instrumen dan kepemilikan instrumen usang seperti pohon lonceng (byong) dalam gamelan kodhok ngorek 3-kencang. Gamelan desa yang bervariasi secara regional sering dibedakan dari gamelan standar (yang memiliki rebab sebagai instrumen melodi utama) dengan masuknya angin rusuk ganda (selompret, slompret, atau sompret) di samping komponen drum dan gong yang bervariasi, beberapa juga termasuk angklung bambu yang terguncang.
Komentar
Posting Komentar