Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

GAMELAN Bagian 2

Gambar
Penyesuaian dan konstruksi gamelan orkestra adalah proses yang kompleks. Gamelan Jawa menggunakan dua sistem tuning: sléndro dan pélog. Ada sistem tuning lain seperti degung (eksklusif untuk Sunda, atau Jawa Barat), dan madenda (juga dikenal sebagai diatonis, mirip dengan skala minor natural Eropa). Dalam gamelan Jawa Tengah, sléndro adalah sebuah sistem dengan lima catatan ke oktaf, dengan interval yang besar, sementara pélog memiliki tujuh nada pada oktaf, dengan interval yang tidak rata, biasanya dimainkan dalam lima nada himpunan bagian dari koleksi tujuh nada. Gamelan lengkap akan mencakup seperangkat instrumen dalam setiap tuning, dan secara klasik hanya satu tuning yang digunakan pada satu waktu. Penyetelan yang tepat digunakan berbeda dari ansambel sampai ansambel, dan memberi masing masing aneka rasa tersendiri. Satu set instrumen gamelan akan disetel ke set notes yang sama, namun tuningnya akan bervariasi dari satu gamelan ke yang berikutnya, termasuk variasi dalam

NOTASI

Gambar
Musik gamelan secara tradisional tidak diberi notasi dan dimulai sebagai tradisi lisan. Pada abad ke-19, kraton (istana) Yogyakarta dan Surakarta mengembangkan notasi yang berbeda untuk menuliskan repertoar. Ini tidak digunakan untuk membaca musik, yang diingat, tapi untuk menyimpan potongan di catatan pengadilan. Notasi Yogyan adalah notifikasi kotak-kotak, yang menggunakan enam atau tujuh garis vertikal untuk mewakili nada nada yang lebih tinggi di balungan (kerangka melodi), dan garis horizontal yang mewakili deretan ketukan, baca ke bawah dengan waktu. Garis vertikal keempat dan setiap garis horizontal keempat (menyelesaikan gatra) digelapkan untuk keterbacaan. Simbol di sebelah kiri menunjukkan struktur gumpalan colotomik atau metrik dan sebagainya, sementara fitur drum tertentu dilambangkan dengan simbol ke kanan. Notasi bahasa Solon dibaca secara horisontal, seperti notasi Barat, namun tidak menggunakan teka-teki. Sebagai gantinya, perhatikan nilai dan letaknya tergelinci

KONTEKS BUDAYA

Gambar
Di Indonesia, gamelan sering menemani tarian, pertunjukan wayang wayang, atau ritual dan upacara. Biasanya pemain dalam gamelan akan terbiasa dengan gerakan dansa tarian, sementara penari dapat bermain di ansambel. Di wayang, dalang (dalang) harus memiliki pengetahuan gamelan yang saksama, karena ia memberi isyarat untuk musik. Gamelan dapat dilakukan dengan sendirinya - dalam gaya "klenengan", atau untuk siaran radio - dan presentasi konser umum terjadi di konservatori seni nasional yang didirikan pada pertengahan abad 20.  Peran Gamelan dalam ritual sangat penting sehingga ada ucapan Jawa, "Ini tidak resmi sampai gong digantung." Beberapa pertunjukan dikaitkan dengan royalti, seperti kunjungan sultan Yogyakarta. Gamelan tertentu dikaitkan dengan ritual tertentu, seperti Gamelan Sekaten, yang digunakan untuk perayaan Mawlid an-Nabi (ulang tahun Muhammad). Di Bali, hampir semua ritual keagamaan meliputi pertunjukan gamelan. Gamelan juga digunakan dalam